Sabtu, 27 November 2010

wawancara (GAWO)

pada tanggal 25 ,saya dan teman saya zhia diberi tugas oleh bu mugi untuk mewawancarai dan merasakan bagaimana menjadi seorag guru diwilayah almuslim,baik TK,SD,SMP,SMA,maupun SMK.saya dan teman saya zhia memutuskan utuk mewawancaai guru SD,yang bernama ibu siti aminati solihah,pada sat itu beliau sedang mengajar anak kelas 1 ali.beliau adalah guru b.indonesia.ketika kami masuk kedalam kelas,kami bertanya bagaiman rasanya menjadi guru,lalu beliau menjawab,"senang jika anak muridya bisa diatur".lalu kami bertanya kembali,bagiman jika anak muridnya susah diatur dalam pelajaran?,lalu beliau menjawab,"jika mereka susah diatur,maka ibu mengubah sistem pembelajaran,menjadi bermain sambil belajar",setelah kami bertanya-tanya kami meminta izin kepada beliau untuk mencoba mengajar dan merasakan menjadi seorang guru,beliaupun mengizinkan kami.ketika kami mulai mengajar,anak-anak dikelas 1 ali cukup antusias kepada kami,mereka sangat lucu-lucu sekali.lalu kami mengajari mereka hingga mereka paham.setelah itu kami kembali keSMA untuk melanjutkan tugas yang telah diberikan.ternyata menjadi seorang guru tidak semudah yang kami bayangkan,tapi cukup mengasikkan.kami ketagihan menjadi seorang guru.

Dasar Pemikiran Leadership Menurut Islam

Nabi Muhammad SAW merupakan sosok pemimpin yang terkenal dengan kearifannya, sifat beliau yang menonjol dalam kepemimpinannya, tidak saja di akui oleh orang-orang islam sendiri tapi juga diakui oleh orang-orang orientalis barat yang nota bene mereka adalah orang-orang yang menentang islam, hal ini memberi gambaran kepada kita bahwasannya kepemimpinan dalam islam bukan saja hasilnya hanya dirasakan oleh umat islam itu sendiri , akan tetapi dirasakan oleh umat non muslim, Kepemimpinan islam memberikan prospek yang cerah bagi kelangsungan hidup manusia di Era Globalisasi sekarang ini yang sarat dengan krisis kepemimpinannya dan dekadensi moral akibat ulah-ulah para penguasa yang tidak bertanggung jawab. Dan perlu difahami pula bahwasannya seseorang dikatakan sebagai pemimpin manakala ia benar-benar beriman dan bertaqwa kepa Allah swt, dan inilah yang membedakan antara kepemimpinan dalam islam dan kepemimpinan menurut teori orang-orang barat.

Seorang pemimpin dalam islam itu tidak boleh terlepas ciri-ciri berikut ini sebagai pedoman dalam memilih calon pemimpin masa depan:

1) Setia; Pemimpin dan orang yang dipimpin terikat kesetiaan kepada Allah.

2) Tujuan; Pemimpin melihat tujuan organisasi bukan saja berdasarkan kepentingan kelompok tetapi juga dalam ruang lingkup tujuan Islam yang lebih luas.

3) Berpegang pada Syariat dan Akhlak Islam; Pemimpin terikat dengan peraturan Islam, boleh menjadi pemimpin selama ia berpegang pada perintah syariat. Waktu mengendalikan urusannya ia harus patuh kepada adab-adab Islam, khususnya ketika berurusan dengan golongan oposisi atau orang-orang yang tak sepaham.

4) Pengemban Amanah; Pemimpin menerima kekuasaan sebagai amanah dari Allah yang disertai oleh tanggung jawab yang besar. Qur’an memerintahkan pemimpin melaksanakan tugasnya untuk Allah dan menunjukkan sikap baik kepada pengikutnya.

الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَءَاتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الأُمُورِ(الحج:41(

“Yaitu orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka, niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah perbuatan yang mungkar… “(QS.22:41).

2. Pemimpin Dalam presfektif Orientalis Barat

Pada dasarnya prinsip kepemimpinan dalam presfektif barat hampir sama dengan kepemimpinan dalam presfektif islam, untuk mencapai suatu keberhasilan dalam merealisasikan visi dan misi suatu perkumpulan atau organisasi, akan tetapi sebagai mana di jelaskan diawal tadi, bahwasannya kepemimpinan dalam islam bukan saja hanya mengurus masalah duniawi semata akan tetapi berkenaanpula dengan masalah akhirat juga, atau lebih spesifik lagi berkenaan dengan tanggung jawabnya selaku pemimpin kepada Allah swt, dalam artian pemimpin dalam islam bukan saja bertanggung jawab ketika didunia tapi ia juga harus bertanggung jawab membawa umatnya kejalan yang benar yang diridhai oleh Allah swt, sehingga selamat nanti diakhirat kelak. Berbeda dengan kepemimpinan dalam prespektif barat, mereka meyatakan bahwasannya seorang pemimpin ialah orang yang mampu mengendalikan massa, dan mampu menguasai mereka, tanpa menghiraukan penderitaan anggotanya atau organisasi-organisasi lainnya, yang penting dia merasa senang, walaupun harus tertawa diatas penderitaan orang lain, seperti yang telah dilakukan oleh pemimpin-pemipin barat, diantaranya, adolf Hitler, naji, josh.w.bush, dan lain-lain.

Akibat menyerapnya teori-teori kepemimpinana yang dibawa oleh orang-orang barat, kedalam pemahaman orang-orang muslim, ini mengakibtkan terjadinya, ketimpangan dalam memahami, ajaran kepemimpinana islam, seperti contoh kasus, boleh tidaknya seorang wanita menjadi pemimpin, ini merupakan problem yang sangat fundamental, di dalam masyarakat kita sekarang, dan ini menjadi tugas kita, untuk kembali meluruskan, pemahaman tentang kepemimpinan menurut ajaran islam, yang berlandaskan AL-Quran dan sunnah.

Sabtu, 20 November 2010

5 (Lima ) Keyakinan Kepemimpinan

1. Kepemimpinan sangat diperlukan oleh setiap individu
Kita membutuhkan keterampilan memimpin baik untuk memimpin diri kita sendiri, sebagai anggota kelompok, maupun untuk memimpin orang lain dan kelompok. Kita memerlukan kepemimpinan agar menjadi anggota masyarakat yang efektif serta produktif juga untuk dapat mengarahkan kegiatan kelompok untuk mencapai tujuan.
2. Kepemimpinan dapat dipelajari sama halnya dengan keahlian yang lain
Kepemimpinan in meliputi aspek pribadi dan antarpribadi. Ia juga mengajarkan seseorang untuk menyadari potensi dan memanfaatkan potensi dirinya itu dengan tepat.
3. Keahlian memimpin itu dapat dipecah-pecah dalam unit-unit yang lebiih kecil
Dengan demikian seseorang dapat memilih unit-unit keahlian memimpin yang cocok dengan dirinya. Dan tak seorangpun yang mampu menjadi ahli dalam setiap unit seumur hidupnya.
4. Kepemimpinan adalah hubungan antar manusia
Keahlian ini merupaan cara seseorang berinteraksi dengan orang lain. Selain cara berinteraksi, keahlian ini juga meliputi kepekaan seseorang terhadap kebutuhan orang lain. Sebab keahlian mempimpin yang dimiliki seseorang tidak akan ada artinya jika tidak dapat dimanfaatkan oleh orang lain.
5. Kepemimpinan harus ditampilkan pada waktu dan tempat yang tepat
Setiap pemimpin memiliki masa tertentu untuk diakui sebagai pemimpin. Kombinasii dari pemimpin, kombinasi dari kelompok serta kombinasi dari tujuan kelompok akan menentukan gaya kepemimpinan yang sebaiknya kita gunakan. Anggota kelompok harus bekerjasama dengan pemimpin untuk mencapai hasil yang didambakan.

BAGAIMANA CARA KITA UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN MEMIMPIN ?

Hal itu dapat dipelajari dengan cara mengobservasi (mengamati), mendengar dari orang lain atau bereksperimen dan mempraktekkan tingkah laku kepemimpinan.
Tingkah laku kepemimpinan adalah perilaku yang biasa digunakan oleh pemimpin.
Mempraktekkan tingkah laku kepemimpinan dilakukan dengan cara bertahap mulai dari hal-hal yang paling sederhana dan mudah untuk dilakukan seperti membiasakan bangun pagi, mencuci pakaian sendiri, berdo’a ketika akan melakukan suatu kegiatan, membuang sampah pada tempatnya, belajar dan bekerja secara kelompok, bicara yang sopan, dsb. Mula-mula tingkah laku ini diperlihatkan pada lingkungan yang lebih kecil dan terbatas pada lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan bermain, lama-kelamaan, tentunya harus diasah terus menerus , sehingga menyatu dalam perilaku sehari-hari.
Tanpa adanya kesempatan dan kemauan untuk mempraktekkan tingkah laku kepemimpinan itu, sulit bagi seseorang untuk mengembangkan keterampilan memimpin. Oleh karena itu perlu diciptakan lebih banyak kesempatan bagi anak-anak untuk mempraktekkan keterampilan memimpin ini baik dalam kelompok formal maupun tidak formal.

Kamis, 11 November 2010

profil pak sulaiman

nama:sulaiman
TTL:2 januari,1970
status:menikah
sudah mempunyai 4 anak dari ibu lastri.
bpk sulaiman sebelumnya adalah pekerja pabrik,beliau bekerja sbagai perencanaan produksi.setelah 5 tahun bekerja,beliau belum merasa puas.beliau ingin meningkatkan penghasilan untuk keluarga.tepatnya dibuan maret tahun 1995,beliau berusaha belajar berjualan kambing.usaha pertama yang beliau lakukan,beliau menyediakan kambing untuk aqiqah,lama kelamaan,bpk sulaiman juga menerima pesanan kambing,dimana pesanan kambing bisa diantar keluar daerah.usahanya ini sudah berkembang keseluruh bekasi dan jakarta.
saat ini beliau sudah mempunyai 5 cabang yang sudah ada dijakarta dan bekasi.

Rabu, 10 November 2010

sikap positif wirausahawan yg patut dicontoh

*jujur
*sabar
*cerdas
*dan penuh ide sehingga memegang teguh prinsip yg diyakininya

ciri-ciri kewirausahawan

Menjadi wirausaha profesional harus memenuhi criteria ketangguhan dan ketangguhan. Adapun ciri dari kedua kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
Ciri dan Kemampuan Wirausaha Tangguh
1) Berpikir dan bertindak strategik, adaptif terhadap perubahan dalam berusaha mencari peluang keuntungan termasuk yang mengandung resiko agak besar dan dalam
mengatasi masalah.
2) Selalu berusaha untuk mendapat keuntungan melalui berbagai keunggulan dalam memuaskan langganan.
3) Berusaha mengenal dan mengendalikan kekuatan dan kelemahan perusahaan (dan pengusahanya) serta meningkatkan kemampuan dengan sistem pengendalian intern.
4) Selalu berusaha meningkatkan kemampuan dan ketangguhan perusahaan terutama dengan pembinaan motivasi dan semangat kerja serta pemupukan permodalan.

pengetian entrepreneur

Pengertian Kewirausahaan

Istilah entrepreneur pertama kali diperkenalkan pada awal abad ke-18 oleh ekonom Perancis, Richard Cantillon. Menurutnya, entrepreneur adalah “agent who buys means of production at certain prices in order to combine them”. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, ekonom Perancis lainnya- Jean Baptista Say menambahkan definisi Cantillon dengan konsep entrepreneur sebagai pemimpin. Say menyatakan bahwa entrepreneur adalah seseorang yang membawa orang lain bersama-sama untuk membangun sebuah organ produktif.

Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber acuan dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya adalah penciptaan organisasi baru (Gartner, 1988), menjalankan kombinasi (kegiatan) yang baru (Schumpeter, 1934), ekplorasi berbagai peluang (Kirzner, 1973), menghadapi ketidakpastian (Knight, 1921), dan mendapatkan secara bersama faktor-faktor produksi (Say, 1803). Beberapa definisi tentang kewirausahaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

Jean Baptista Say (1816): Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari produksinya.

Frank Knight (1921): Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.

Joseph Schumpeter (1934): Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk (1) memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru, (2) memperkenalkan metoda produksi baru, (3) membuka pasar yang baru (new market), (4) Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau (5) menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya.

Penrose (1963): Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.

Harvey Leibenstein (1968, 1979): Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.

Israel Kirzner (1979): Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar. Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio: Kewirausahaan sebagai proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasila akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian. Salah satu kesimpulan yang bisa ditarik dari berbagai pengertian tersebut adalah bahwa kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup eksploitasi peluang-peluang yang muncul di pasar. Eksploitasi tersebut sebagian besar berhubungan dengan pengarahan dan atau kombinasi input yang produktif. Seorang wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko atau peluang yang muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan innovatif. Selain itu, seorang wirausahawan menjalankan peranan manajerial dalam kegiatannya, tetapi manajemen rutin pada operasi yang sedang berjalan tidak digolongkan sebagai kewirausahaan. Seorang individu mungkin menunjukkan fungsi kewirausahaan ketika membentuk sebuah organisasi, tetapi selanjutnya menjalankan fungsi manajerial tanpa menjalankan fungsi kewirausahaannya. Jadi kewirausahaan bisa bersifat sementara atau kondisional.

pengusaha terkenal


Bob Sadino (Lampung, 9 Maret 1933), atau akrab dipanggil om Bob, adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang berbisnis di bidang pangan dan peternakan. Ia adalah pemilik dari jaringan usaha Kemfood dan Kemchick. Dalam banyak kesempatan, ia sering terlihat menggunakan kemeja lengan pendek dan celana pendek yang menjadi ciri khasnya. Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19 tahun mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain sudah dianggap hidup mapan.

Sabtu, 18 September 2010

kata-kata mutiara

1.Saya tak pernah takut hari esok, karena saya sudah melihat hari kemarindan saya mencintai hari ini.

2.Bila sesuatu berjalan tidak sesuai rencana, terimalah sebagai bagian tanggung jawab.

3.Kebahagiaan adalah jika apa yang anda pikirkan, apa yang anda katakan, apa yang anda lakukan berada dalam keharmonisan.

4.Orang yang paling bahagia adalah orang yang memikirkan hal-hal menarik.

5.Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita selalu menyesali apa yang belum kita capai.

6.Perbuatan-perbuatan salah adalah biasa bagi manusia, tetapi perbuatan pura-pura itulah sebenarnya yang menimbulkan permusuhan dan pengkhianatan.

7.Belajarlah dari kesalahan orang lain, anda tidak dapat hidup cukup lama untuk melakukan semua kesalahan itu sendiri.

8.Memaafkan adalah bentuk cinta yang paling tinggi dan paling indah. Sebagai imbalannya, anda akan bisa menerima kebahagiaan dan kedamaian yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

9.Kita menjadi pintar karena dua hal, yaitu membaca dan menulis.

10.Suatu hal akan baik untuk kita jika kita memanfaatkan dengan baik.

11.Menghitung orang-orang gila di suatu negeri lebih sulit daripada menghitung orang-orang yang berakal.

12.Orang yang paling tidak bahagia ialah mereka yang paling takut pada perubahan.

13.Bukan maksud hati mencari permata, tapi mutiara tidaklah cukup. Keserakahan akan menimbukan keegoisan terhadap diri sendiri.

14.Ketakutan-ketakutan akan membatasi Anda untuk melakukan berbagai hal yang sangat berarti bagi Anda.

15.Mulailah sekarang juga untuk melangkah, menuju tujuan Anda meskipun selangkah demi selangkah tetapi akan membawa Anda ke tujuan, asal arah yang Anda tempuh benar.


16.Mimpi memang sangat perlu untuk memelihara gairah hidup dan kemajuan, tetapi mimpi tanpa disertai tindakan hanyalah seperti pepesan kosong belaka.


17.Aplikasi atau tindakanlah yang membuat orang sukses, tentu saja setelah mimpi yang tinggi dan ilmu yang mencukupi.


18.Bagaimanapun mimpi yang bernilai tinggi otomatis memerlukan pengorbanan yang tinggi pula dan kerja yang terfokus.


19.Diam tidak pasti, bertindak tidak pasti, kalau begitu mendingan kita bertindak.


20.Semakin berkerja keras kita, semakin beruntung kita. Apalagi jika niat kita lurus, tidak ada kerja keras kita yang sia-sia.


21.Allah Mahatahu, sehingga pasti akan tahu apa yang terbaik bagi kita, termasuk mungkin kita harus lebih banyak berusaha.


22.Sedetik waktu terlewat, tidak akan pernah bisa kembali. Maka jangan sia-siakan waktu yang kita miliki.


23.Sesungguhnya waktu adalah hidup, dan hidup sendiri adalah menjalani waktu. Sejauh mana Anda menghargai waktu, berarti sejauh itulah Anda menghargai hidup Anda.


24.Bekerjalah sebaik mungkin, pikirkan berbagai kemungkinan yang terjadi, sehingga jika kemungkinan tersebut datang kita sudah siap. Bisa saja esok akan lebih sulit.


25.Ketidakpastian selalu menyertai kita, jangan lari, percuma. Yang perlu dilakukan ialah gunakanlah kreatifitas Anda untuk mencari solusi-solusi baru dan tetaplah semangat untukmengaplikasikan solusi-solusi tersebut.

26.Mungkin saja setiap masalah dan tantangan yang kita anggap sulit itu masih ada solusinya, namun belum terpikirkan oleh kita.


27.Hindarilah membatasi diri Anda, pikiran-pikiran Anda, atau mimpi-mimpi Anda, sebab, apa yang kita lakukan atau apa yang kita buat esok hari tidak pernah terpikirkan hari ini.


28.Manusia sudah diberi kemampuan untuk berkreasi.


29.Tidak ada waktu yang lebih baik selain sekarang untuk memulai hidup yang baik. Anda tidak perlu untuk menciptakan ulang kehidupan anda di waktu yang sudah lewat. Mulailah meskipun hanya dengan satu langkah, yang penting anda memulai, jangan ditunda untuk besok.


30.Jika Anda ingin beruntung, persiapkan diri Anda dengan membina sikap Anda dan membekali diri dengan berbagai keterampilan yang memadai.


31.Anak bebek akan bertingkah seperti ayam saat menganggap dirinya ayam. Sebaliknya anak bebek bertingkah laku sebagai mana bebek lainnya saat dia sadar kalau dia itu bebek. Fenomena ini juga berlaku pada manusia, dia akan bertingkah sesuai dengan anggapan pada dirinya sendiri.


32.Sekali kita underestimate terhadap diri sendiri, kita akan rugi, karena potensi kita akan terkungkung oleh batas yang terlalu sempit dibandingkan dengan batas yang sebenarnya.




Sabtu, 07 Agustus 2010

leadership

1.Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan

Dalam bahasa Indonesia "pemimpin" sering disebut penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua, dan sebagainya. Sedangkan istilah Memimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara.

Istilah pemimpin, kemimpinan, dan memimpin pada mulanya berasal dari kata dasar yang
sama "pimpin". Namun demikian ketiganya digunakan dalam konteks yang berbeda.

Pemimpin adalah suatu lakon/peran dalam sistem tertentu; karenanya seseorang dalam peran formal belum tentu memiliki ketrampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin. Istilah Kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan ketrampilan, kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang; oleh sebab itu kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang yang bukan "pemimpin".

Arti pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan/ kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan - khususnya kecakapan-kelebihan di satu bidang , sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian satu beberapa tujuan. (Kartini Kartono, 1994 : 181).

Pemimpin adalah politisi dan diplomat: Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.

Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas):
Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas,
mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafhya tanpa kegagalan.

Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Thoha, 1983:123).

Sedangkan menurut Robbins (2002:163) Kepemimpian adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan.

Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (1991:26) Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.


Pemimpin jika dialihbahasakan ke bahasa Inggris menjadi "LEADER", yang mempunyai tugas untuk me-LEAD anggota disekitarnya. Sedangkan makna LEAD adalah :
o Loyality, seorang pemimpin harus mampu membagnkitkan loyalitas rekan kerjanya dan
memberikan loyalitasnya dalam kebaikan.
o Educate, seorang pemimpin mampu untuk mengedukasi rekan-rekannya dan mewariskan
tacit knowledge pada rekan-rekannya.
o Advice, memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada
o Discipline, memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan kedisiplinan
dalam setiap aktivitasnya.

2.Apakah leadership penting untuk dipelajari?

PENTING,karna jika kita tidak memiliki sifat kepemimpinan sejak dini,maka bagaiman kita menjadi pemimpin yang efektif?.kurangnya pengalaman akan berpengaruh pada hasil yang tidak efektif.

3.apakah dasr pemikiran leadership?

Dasar dari semua kepemimpinan adalah kepemilikan visi. Dan untuk melangkah dalam visi tersebut, sebuah komitmen amat dibutuhkan. Komitmen ini disebut misi. Namun ketika dalam pencapaiannya muncul masalah, dibuatlah serangkaian tindakan yang spesifik untuk menyelesaikan misi itu. Tindakan inilah yang disebut tujuan. Oleh karena itu, seorang pemimpin yang tidak memiliki tujuan sama seperti sebuah kapal yang tak bernakhoda.

4.Tujuh keterampilan leadership

-mengenal diri

-komunikasi

-menyatu denagn yang lain

-proses belajar

-membuat keputusan

-mengatur

-kerja kelompok

5.keterampilan dalam tinjauan sejarah

Masalah Khilafah Masalah Khilafah dalam arti sistem pemerintahan dalam Islam memang cukup ruwet tetapi sangat penting. Sebagai fakta sejarah ia pernah membawa citra gemilang sekaligus menjadi biang keladi kemunduran Dunia Islam dalam berbagai aspek ajarannya. Kajian terhadap persoalan ini cukup penting sebagai bahan utk mencari alternatif modern mengenai teori politik dalam Islam sesuai dgn perkembangan zaman. Ada dua alasan lain tentang pentingnya kajian masalah Khilafah ini

dalam sejarah semua aliran politik Islam dan kaum orientalis banyak membahas masalah khilfah. Abu Zahroh meyatakan bahwa perbedaan pendapat sekitar khilafah menjadi penyebab utama munculnya beberapa aliran pemikiran politik bahkan pemikiran teologi.

kajian tentang khilafah menjadi ilmu pemikiran politik utk menelusuri konsep negara Islam yg bisa diterapkan dalam dunia modern.

Masalah pokok dan mendasar tentang khilafah yg dibahas oleh Ali Abd al-Raziq dalam bukunya tersebut merupakan jawaban atas pertanyaan apakah sistem khilafah termasuk dasar pemerintahan dalam Islam? Menurutnya pernyataan bahwa mendirikan khilafah itu tidak wajib telah membawa konsekuensi mendasar tentang apa itu Islam. Apakah Islam itu agama saja atau agama dan dunia? Apakah dalam Islam ada pemisahan antara agama dan negara?

Baiklah kita mulai dgn petanyaan pertama di atas mengenai hukum mendirikan khilafah.Pendapa pertama yg dianut kebanyakan ulama menyatakan bahwa khilafah atau Imamah itu fardhu khifayah seperti hukum jihad atau mencari ilmu. Kalau demikian semua umat Islam berdosa jika ada sebagian dari mereka tidak mendirikan khilafah. Dalam sejarah pendapat ini dipegang oleh Ahlusunnah Mu’tazilah dan Khawarij. Sebagian kecil menghukumi tidak wajib atau jaiz. Argumentasi yg dikemukakan sebagian besar ulama yg menyepakati wajibnya khilafah itu bermacam-macam. Sebagian menggunkan dalil akal dan logika seperti pendapat Ibnu Kholdun tentang adanya ijmak Sahabat dan ijmak tabi’in bagi wajibnya khilafah. Ijmak versi Ibnu Kholdun ini didasarkan atas tinjauan sosiologis yaitu keharusan adanya kumpulan manusia dan ketidakmungkinan hidup menyendiri sehingga diperlukan al-hakim atau al-wazi; jika tidak demikian akan terjadi kekacauan sosial padahal memelihara eksistensi sosial termasuk di antara tujuan syara’ yg mutlak. Sebagian lagi berargumen dgn dalil Sayr’i baik baik dgn nash Al-Quran hadits maupun ijmak versi ahli Ushul al-fiqh. Golongan ketiga berargumentasi dgn dalil aqli dan syar’i secara bersama-sama. Pendapat kedua menyatakan bahwa khilafah bukan merupakan dasar pemerintahan dalam Islam. Dengan kata lain sebagai sistem pemerintahan khilafah termasuk persoalan yg diserahkan kepada kaum Muslimin. Sebagian kaum Mu’tazilah dan Khawarij Al-Najdat berpendapat bahwa pendirian khilafah tidak wajib; yg wajib adl terlaksananya hukum syari’ah. Pada awalabad ke-20 muncul seorang ulama Al-Azhar yg sependapat dgn kelompok yg beranggapan bahwa pendirian khilafah tidak diwajibkan oleh agama. Argumen yg dikemukakannya antara lain sebagai berikut

Ali Abd al-Raziq menolak dalil Ijmak sebagai hukum syara’ atau hujah agama baik ijmak sahabat ijmak sahabat bersama tabi’in maupun ijmak seluruh kaum muslimin. Ia membuktikannya dgn argumen historis -secara rasional- terhadap pembantaian Yazid. Menurutnya bagaimana ada ijmak yg sebenarnya krn saat itu ada intimidasi. “Siapa yg menolak baiat inilah bagiannya” kata protokol upacara sambil menunjuk pedangnya. Pendapat ini dibantah oleh Al-Rais. Menurutnya yg dimaksud dgn ijmak adl ijmak sahabat dan tabi’in. Al-Rais mengatakan bahwa nilai ijmak yg tertinggi dan terkuat dalam syari’ah Islam ialah ijmak sahabat. Selanjutnya Al-Rais menerangkan bahwa yg dimaksud ijmak menurut pemahaman ulama adl dalam kewajiban utk menegakan khilafah bukan dalam memilih orangnya . Dalam memilih orangnya itu cukup dgn suara mayoritas; hal itu terjadi berulang kali dalam sejarah. Kalau kita berbicara apakah dalil ijmak ini syar’i atau bukan sebenarnya cukup ruwet juga. Karena itu Mamduh Haqqi berkata “Sesungguhnya kalau mengikuti pertentangan mengenai masalah ijmak kita tidak akan berakhir kepada suatu batas?bahkan perkiraan kebanyakan orang tidak akan berakhir selamanya.”

Argumen yg selalu digunakan para ulama tentang wajibnya khilafah ialah bahwa tegaknya ajaran Islam semaraknya syiar agama dan baiknya umat Islam sangat bergantung adanya khilafah. Menurut Ali Abd al-Raziq alasan itu tidak cocok dgn kenyataan sejarah. Sejarah membuktikan bahwa kesemarakan syiar Allah dan berkembangnya agama tidak bergantung pada adanya khilafah. Ia menambahkan keterangan bahwa sejak abad ke-3 hijriah sistem khilafah sudah tidak utuh lagi sehingga kekuasaan khalifah terbatas sekitar Baghdad. Kemudian ia berkata “Kita tidak membutuhkan khilafah baik utk urusan agama kita maupun utk urusan dunia kita? krn sistem khilafah ini masih merupakan tragedi bagi Islam dan kaum Muslimin ?marilah kita yakini sekarang bahwa agama dan dunia kita tidak memerlukan khilafah fiqhiyyah.” Pernyataannya pada bagian akhir ini ada benarnya juga krn para fuqoha sering mengeluarkan hukum fiqh yg memberikan legalisasi perkembangan pranata khilafah dalam sejarah sejarah. Di samping itu dari pernyataannya nampak kecenderungan landasan berpikirnya yaitu sikap sekuler sebagaimana akan diuraikan berikut ini tentang hubungan Islam dan negara. Islam dan Negara Masalah negara dalam Islam atau masalah ajaran Islam dalam kehidupan bernegara merupakan masalah yg timbul sampai sekarang. Dengan ungkapan yg lbh umum sering dipertanyakan “Apakah Islam itu meliputi agama dan dunia ataukah agama saja?” Dalam hal ini pendirian Ali Abd al-Raziq cukup jelas “Risalah la hukm wa din la daulah”. Adapun utk menjawab pertanyaan di atas ada dua pendapat. Pendapat pertama tidak ada pemisahan antara Islam dan negara. Argumen pendapat ini sebagai berikut

Islam mengajarkan kesatuan antara masalah dunia dan akhirat. Pendapat ini menyatakan bahwa mempersatukan maslahat dunia dan akhirat merupakan dasar di antara dasar-dasar Islam. Dengan kata lain tidak ada pemisahan antara antara Islam dan dunia. Banyak ayat Al-quran dan Hadits yg menunjukan bahwa Islam tidak menganut sekularisme. Abd Hamid Mutawalli ketika mendiskusikan gagasan Ali Abd al-Raziq mengemukakan ayat Al-Quran “Wa la tansa nasibaka min al-dunya” . Adapun hadits yg dikemukakan ialah sabda Rasulullah saw kepada Sa’ad ibn Abi Waqqas yg waktu itu sedang sakit. Ketika Sa’ad meminta nasihat Rasul tentang niatnya utk menyedekahkan dua pertiga dari hartanya Nabi saw menjawab “Sepertiga dan sepertiga itu banyak. Sesungguhnya meninggalkan ahli waritsmu dalam keadaan kaya adl lbh baik daripada membiarkan mereka fakir dan meminta-minta kepada orang lain. Mutawalli menambahkan argumen Muhammad ‘Abduh “Pergi salat Jum’at hukumnya wajib kecuali jika tanah terlalu becek dan hujan lebat sehingga menyebabkan kesusahan ; maka hukum wajib itu jatuh karenanya. Oleh krn itu kita dapati kaidah umum “Kesehatan badan diberi prioritas daripada kesehatan agama.” . Tentu tidak sedikit ayat Al-Quran dan Hadits yg menunjukan bahwa di samping agama Islam juga adl negara -sebagaimana dikutip oleh Mutawalli. Namun saya tidak bermaksud membahas ayat-ayat dan Hadits tetapi hendak menunjukkan dalil naqli yg dipergunakan.

Untuk menopang pendapat pertama ini di samping dalil naqli para ulama dan cendekiawan selalu mengemukakan dalil ‘aqli yg sebenarnya ditarik dari dalil naqli juga. Ajaran Islam mengandung prinsip-prinsip umum misalnya musawarah persamaan kebebasan dan keadilan. Semua prinsip tersebut menyangkut masarakat dan negara. Karena itu ajaran Islam tidak dapat dipisahkan dari masarakat dan negara. Namun penggunaan dalil ‘aqli terhadap Ali Abd al-Raziq menghadapi jalan buntu krn ia mengingkari penggunaan akal Haqqi mengkritiknya. Menurutnya Ali telah membuat kesalahan berpegang teguh kepada pengertian khilafah dalam arti sempit dalam pasal pertama sebagaimana ia telah mandek dalam pengertian ijmak sehingga mengingkarinya; dan mengingkari penggunaan akal dalam memecahkan masalah ketika ia dapati orang-orang terdahuulu berselisih paham tentang wajibnya pengangkatan khalifah baik dari segi akal maupun syar’i.

Alasan lain yg diajukannya adl pandangan kaum orientalis seperti Thomas Arnold dan S. Strothman Gibb yg menyatakan bahwa selain masalah ibadah Islam juga mengurus soal masarakat dan negara bahwa Nabi bukan bukan hanya pemimpin agama tetapi juga kepala negara. Begitulah seperti yg dicatat oleh Mutawalli. Ali Abd al-Raziq sendiri mengakui bahwa Muhammad bukan saja Rasul melainkan juga kepala negara. Akan tetapi pengakuannya itu dibatalkan oleh pendapatnya ketika ia berkata “Itulah kepemimpinan dakwah kepada Allah. Tidak seperti kepemimpinan raja kepemimpinannya adl kepemimpinan risalah dan agama. Kekuasaan Nabi bukan kekuasaan kerajaan dan sultan. Pada prinsipnya pernyataan Ali Abd al-Raziq tidak menolak bahwa Nabi itu adl pemuka kelompok masarakat di Madinah mungkin yg ditolaknya sifat kekuasaan mutlak para raja dan para sultan yg ternyata pada waktu itu bersifat mutlak dan zalim.